Hujan turun membasahi bumi
Hujan pertama semenjak aku menetap disini
Rasa rindu selalu mengiringi hujan
Entah kemana rasa itu membawanya
Derasnya semakin membawaku pada masa lalu
Menampilkan serpihan memori
Dari potongan rasa yang kujaga sampai kini
Hujan kala itu adalah saksi
Dari ketidakberdayaanku akan rasa itu
Rasa yang tak bisa kujelaskan setiap kali hujan turun
Rasa yang kurasakan sama setiap kali hujaan turun
Rasa yang tak pernah meninggalkan bagiannya di hati
Hujan kala itu adalah teman
Dari kesendirianku dalam rasa itu
Rasa yang telah membuatku melihat apa yang tak kulihat
Rasa yang telah membuatku melakukan apa yang tak mungkin kulakukan
Rasa yang telah membuatku melangkah meski kuingin diam
Teringat saat hujan kala itu
Di antara sekian hujan yang datang
Kutak bisa melupakannya..
Karena hujan kala itu adalah impian
Dari sekian hujan yang akan datang
Membawakan keindahan yang akan lebih indah dari pelangi
Senin, 27 Januari 2014
Kamis, 23 Januari 2014
Rinduku Pada Nabi
Indahnya malam kehadiranmu
Ketika semua umatmu
Mengumandangkan kebahagiaan
akan haribahmu
Wahai Nabiku...
Sebuah risalah yang kau bawa
Bagai mutiara
terjaga penyelamat hidup umatmu kini
Dari kemiskinan iman
Dari kebutaan hati
Dari keringnya do’a
Bergetar hati ketika kumendengarnya
Sahut menyahut dari
kediaman Tuhan yang Maha Agung
Wahai
Nabiku...
Wahai Muhammad…
Engkau pelita hati
Sebuah rasa yang menjalar kelubuk
hati
Terasa tertunduk dan menangis perlahan
Kerinduan umatmu akan islam
yang hakiki
Aku terus menangis...
Kerinduan umatmu akan islam yang damai
Aku
terus menangis...
Kerinduan umatmu akan indahnya islam
Wahai Nabiku??
Mungkinkah engkau disana kecewa ?
Tak ada lagi
sosok pemimpin seperti Engkau
Wahai Muhammad..
Begitu umatmu merindukanmu
Langganan:
Postingan (Atom)