Senin, 27 Januari 2014

Hujan Kala Itu

Hujan turun membasahi bumi 
Hujan pertama semenjak aku menetap disini 
Rasa rindu selalu mengiringi hujan 
Entah kemana rasa itu membawanya 

Derasnya semakin membawaku pada masa lalu 
Menampilkan serpihan memori 
Dari potongan rasa yang kujaga sampai kini 

Hujan kala itu adalah saksi 
Dari ketidakberdayaanku akan rasa itu 
Rasa yang tak bisa kujelaskan setiap kali hujan turun 
Rasa yang kurasakan sama setiap kali hujaan turun 
Rasa yang tak pernah meninggalkan bagiannya di hati 

Hujan kala itu adalah teman 
Dari kesendirianku dalam rasa itu 
Rasa yang telah membuatku melihat apa yang tak kulihat 
Rasa yang telah membuatku melakukan apa yang tak mungkin kulakukan 
Rasa yang telah membuatku melangkah meski kuingin diam 

Teringat saat hujan kala itu 
Di antara sekian hujan yang datang Kutak bisa melupakannya.. 
Karena hujan kala itu adalah impian 
Dari sekian hujan yang akan datang 
Membawakan keindahan yang akan lebih indah dari pelangi

Kamis, 23 Januari 2014

Rinduku Pada Nabi

Indahnya malam kehadiranmu 
Ketika semua umatmu 
Mengumandangkan kebahagiaan akan haribahmu 
Wahai Nabiku...

Sebuah risalah yang kau bawa 
Bagai mutiara terjaga penyelamat hidup umatmu kini 
Dari kemiskinan iman 
Dari kebutaan hati 
Dari keringnya do’a 
Bergetar hati ketika kumendengarnya 
Sahut menyahut dari kediaman Tuhan yang Maha Agung  

Wahai Nabiku... 
Wahai Muhammad… 
Engkau pelita hati 
Sebuah rasa yang menjalar kelubuk hati 
Terasa tertunduk dan menangis perlahan

Kerinduan umatmu akan islam yang hakiki 
Aku terus menangis... 
Kerinduan umatmu akan islam yang damai 
Aku terus menangis...
Kerinduan umatmu akan indahnya islam 
Wahai Nabiku?? 
Mungkinkah engkau disana kecewa ? 
Tak ada lagi sosok pemimpin seperti Engkau

Wahai Muhammad..
Begitu umatmu merindukanmu