Kamis, 16 Oktober 2014

Aku menganis dalam sepi. hanya mendengar irama yang senada mengartikan yang kurasa. tak tersadar liriknya mengisyaratkan keadaan yang kini kutempati.
Baik, aku terima. Baik, aku bertahan. Baik, aku akan diam dan mencoba berdamai.
Jika ada yang  bisa disalahkan, maka aku akan lebih memilih diam. Jika ada yang bisa aku sesali, maka akupun hanya bisa memilih diam. entah sampai kapan aku berlindung dalam diamku yang semakin menusuk dan menyesakkan dada.
Jika ikatan ini tak kian memutus maka aku hanya akan bisa terus menangis dalam sebab yang tak pasti. dan hanya akan tersisa satu alasan yaitu AKU INGIN BERDAMAI.
bagaimana aku merasa begitu bersalah dengan keputusan yang jelas aku yang memilihnya. menyesal karena aku tak bisa berkata tidak ?? atau karena aku terlalu pintar menyembunyikan keadaanku?? atau karena aku mudah begitu saja mengatakan bahwa aku baik-baik saja??.
adakah yang mengerti bahwa aku bukanlah aku yang seperti ini? adakah yang mengerti bagaimana aku harus menjelaskan keadaan ini? adakah yang mengerti bahwa banyak yang ingin kulakukan sedang aku masih tak mengenal lingkungan ini?

OKE,,, aku memang tidak bisa menolak apapun yang datang padaku. tapi ada keyakinan yang tidak akan pernah hilang, bahwa apapun itu pasti sudah terencana dan bahkan jalan itu sudah ada sebelum aku harus menjalaninya. aku hanya perlu berdamai, dengan hidupku yang akan segera damai dengan tunduknya aku pada sikap baik. baiklah, aku akan tersenyum walaupun begitu inginnya aku menangis. baiklah, aku harus menghilangkan keegoisanku agar aku tak merasa lelah. jikapun aku tidak bisa, bukankah aku telah menyerahkan ini semua pada Yang Maha melapangkan dada, Yang Maha memberiku kekuatan dengan berbagai macam caraNya, dan aku yakin bahwa Dia menginginkanku untuk segera menjadi baik dan kuat untuk hidupku bagi kebaikan bersama orang-orang disekitarku.

Maka dengan ini, aku hilangkan segala kekhawatiranku. dan hanya kuingat mereka yang tiada henti memberi cinta untukku. Rasa cinta dan hormat yang tiada henti untuk IBU dan BAPAK yang mengimpikanku untuk segera menjadi orang hebat.
Terimakasih Tuhan dalam ikhlas hidupku
Teredam dalam dingin hati yang membeku
Tetap merasa dalam ketulusannya yang tak tertara
Tangis yang mengadu dalam rasa yang membara
Tertunduk dalam hening malam tanpa suara

Jika bintang berkata dalam terangnya
Maka makna tak dapat dilukiskan
Berharap merasuk dan merajuk
Dalam kebenaran yang terhalang 

Hari ini menyapa dalam kebaikan
Tapi bersembunyi untuk kebaikan
Malam yang tadi tak dapat kukenal
Tapi aku terasa yang diinginkan
Mengapa ada tempat, kemudian aku berfikir

17 Oktober 2014
untuk hati yang rindu dengan damai